Mendapat tugas ke luar kota atau luar negeri memang menyenangkan karena bisa sekaligus jalan-jalan. Tugas ini bukan outing bareng sekantor atau hura-hura, tapi meeting atau seminar penting.
Bagaimana cara memanfaatkan perjalanan dinas tanpa melanggar etika profesional?
Penuhi kewajiban
Namanya
juga perjalanan dinas, tentunya ada tugas-tugas yang harus Anda
laksanakan dalam perjalanan tersebut. Maka hal utama yang wajib Anda
lakukan adalah menunaikan tugas dan tanggung jawab sebaik-baiknya.
Tanggung jawab kantor ada di tangan Anda. Foto: Goodshoot/Thinkstock
Kalau
pekerjaan sudah selesai, silakan menikmati sisa waktu untuk kepentingan
pribadi–itupun kalau masih kuat, karena seringnya tugas itu melelahkan.
Jangan
pernah mendahului urusan pribadi sebelum tugas beres karena bukan cuma
kantor yang Anda rugikan, tapi juga diri sendiri. Bila tugas dikerjakan
dengan baik, kantor maupun atasan pasti tidak ragu untuk mengirim Anda
ke perjalanan dinas selanjutnya, kan?
Penggunaan fasilitas
Umumnya,
perjalanan dinas memberikan fasilitas yang lebih baik dari yang biasa
Anda gunakan dalam perjalanan pribadi. Contohnya kamar hotel yang Anda
dapat setidaknya hotel kelas bintang empat atau yang terbaik di kota
tersebut. Memang Anda berhak untuk menggunakannya semaksimal mungkin
tapi bukan berarti boleh di-abuse alias bertindak aji mumpung seperti menghabiskan isi kulkas di kamar, menggunakan fasilitas laundry dengan
mencuci segala macam benda, menelepon ke luar kota bahkan luar negeri
untuk urusan pribadi, atau menonton saluran televisi berbayar di kamar.
Selain
Anda yang harus membayar karena tidak ditanggung perusahaan, Anda
terlihat norak dan akan jadi bahan gosip sekantor. Berlakulah
sepantasnya, fasilitas disediakan memang untuk dipakai, tapi dengan
kapasitas wajar.
Menjaga nama perusahaan
Melakukan
perjalanan dinas berarti Anda mewakili perusahaan dan harus menjaga nama
baiknya. Ketika memanfaatkan waktu luang untuk urusan pribadi, jagalah
sikap dengan tidak berkelakuan konyol apalagi melanggar hukum.
Jika
Anda menghadiri suatu rapat atau seminar yang melibatkan orang dari
banyak negara dan perusahaan, sebaiknya tidak perlu mengajak peserta
lain bila ingin menghabiskan waktu luang ke tempat yang tidak biasa,
misalnya ke "distrik lampu merah". Namun Anda perlu memberitahukan
seseorang tentang keberadaan Anda, untuk jaga-jaga.
Memperpanjang masa tinggal
Kalau
Anda bermaksud jalan-jalan setelah rangkaian acara dinas selesai
sehingga perlu memperpanjang masa tinggal, siapkan segalanya sebelum
berangkat.
Pertama, pastikan tanggal tiket pulang Anda sudah disesuaikan. Begitu juga untuk tanggal checkout
penginapan. Tetapi bila ingin pindah penginapan, pesan penginapan yang
Anda mau dan bekali diri dengan informasi bagaimana mencapainya dari
hotel pertama.
Jika ingin jalan-jalan ke kota atau negara
tetangga, siapkan dokumen yang diperlukan seperti paspor, visa dan mata
uang setempat juga buat rute dan itinerary perjalanan dengan rapi sehingga urusan tiket dan penginapan bisa dibereskan sebelum berangkat.
Etika 'nebeng'
Bagi
bangsa dengan budaya 'guyub' seperti kita, kadangkala perjalanan dinas
dimanfaatkan untuk ajang 'pernebengan'. Hal ini sah saja selama tidak
mengganggu pekerjaan dan tidak membebani kantor maupun yang ditebengi.
Untuk
menumpang kamar, tidak ada masalah jika yang ditumpangi sendirian
sementara kamarnya berkapasitas untuk dua orang. Dalam kasus seperti ini
bahkan yang menumpang pun bisa dapat jatah sarapan bila memang ada.
Kalau
Anda ingin menumpang kamar yang sudah ditempati oleh dua orang, boleh
saja asalkan kedua orang tersebut Anda kenal dan tidak keberatan. Tetapi
Anda harus menyewa extra bed agar tidak mengganggu keduanya.
Fasilitas
lain yang memungkinkan untuk ditebengi adalah transportasi, terutama
kalau disediakan mobil dinas. Namun bagi yang menumpang, harus tahu
diri, tahu waktu dan tidak lupa memberi tip ke pengemudi.
Sumber : Trinity
No comments:
Post a Comment